Inilah kami pramuka penegak dari SMK Negeri 1 Singosari "STEMA ROVER"

Memanfaatkan Webcam sebagai Security System

BY:  DA3SR12RIU

Bagi anda yang memiliki laptop atau komputer dengan fasilitas webcam yang terpasang, dapat memanfaatkan kamera sebagai proteksi komputer anda.
Setelah anda install software maka saat anda tidak menggunakan komputer selama waktu yang ditentukan, maka komputer akan menguci system anda, dan anda dapat membuka komputer anda dengan menghadapkan wajah anda ke hadapan kamera, dan kamera webcam anda akan mendeteksi wajah anda, dan bila cocok dengan model yang telah ditetapkan, maka system komputer akan terbuka dengan sendirinya.
Cara menggunakan

  1. Download dan Install programnya
  2. Buka program dengan mengklik kanan icon tray yang ada di sebelah kanan bawah, lalu klik Setting.
  3. Pada jendela baru yang tampil anda akan melihat tampilan wajah anda di deteksi oleh webcam, pilih atur model yang anda inginkan (lihat gambar Panah 1).  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENYALAHGUNAAN FUNGSI LAPTOP DALAM DUNIA PERKULIAHAN OLEH MAHASISWA_DA3SR12DK

PENYALAHGUNAAN FUNGSI LAPTOP
DALAM DUNIA PERKULIAHAN OLEH MAHASISWA
Oleh Dyant Kriztbyant(DA3SR12DK)
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dengan teknologi, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Contoh penggunaan teknologi dalam kehidupan keluarga, mulai dari penggunaan alat elektronik dalam rumah seperti televisi, telephone, bahkan sampai peralatan dapur pun juga tidak lepas dengan alat teknologi. Kemudian dalam lingkungan masyarakat juga tidak kalah gencarnya penggunaan alat teknologi untuk mempermudah mekanisme dalam proses kemasyarakatan. Seperti yang saat ini sedang hangat-hangatnya yaitu prosedur penggunaan e-KTP, dari bahasanya saja sudah jelas bahwa prosedur e-KTP itu tidak lepas dari penggunaan alat teknologi, “e-“ memiliki maksud elektronik, nah jadi sudah jelas bahwa masyarakat pun tidak lepas dengan teknologi. Kemudian dalam lingkungan sekolah, tidak perlu ditanya lagi karena sudah jelas misalnya saat akan presentasi ke depan kelas oleh mahasiswa, alat yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran presentasi antara lain laptop, LCD, kabel, stop kontak, dari beberapa alat tersebut merupakan beberapa dari peralatan yang masuk dalam kategori teknologi. Selain itu dalam proses administrasi dalam sekolah pun tidak lepas dengan bantuan teknologi. Coba bayangkan jika saat memasuki jadwal Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru, dalam proses pendaftaran tidak dibantu dengan alat teknologi maka akan betapa repotnya dan betapa lamanya proses pendaftaran itu, ini baru proses pendaftaran, belum nanti jika sudah masuk tahap penyeleksian dan tahap pengumuman.
Jadi dapat diambil keputusan bahwa pemanfaatan tenologi dapat berguna dalam segala aspek kehidupan serta di berbagai tempat. Namun melihat fenomena- fenomena yang terjadi saat ini seakan-akan ada rasa ingin menyimpan alat teknologi yang konon sangat berguna itu sejenak dalam suatu tempat yang tidak terlihat. Fenomena yang terjadi yaitu pada saat berjalannya proses pembelajaran di dalam kelas memang rasanya terasa berjalan efektif, bahkan terkesan tenang, karena sebagian besar dari masing-masing mahasiswa memegang laptop, terlihat sebagian besar dari mereka mengetik dengan keyboardnya, namun coba tebak apa yang sebenarnya mereka lakukan. Sungguh benar-benar beda dengan apa yang diperkirakan, di tengah- tengah diskusi kelas mereka malah asyik dengan facebook, twitteer, serta jaringan sosial lainnya, ada juga yang main game, serta ada yang ngrumpi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegemaran anak muda zaman sekarang. Alat teknologi yang awalnya diciptakan untuk mempermudah kegiatan manusia dalam melakukan berbagai aktivitasnya, namun malah dipergunakan untuk mempermudah dalam melakukan hal-hal lain yang penulis kira kurang efektif, namun perilaku para mahasiswa itu dapat disebut efektif juga karena semakin kita memperluas pengetahuan kita tentang teknologi, memperluas jaringan sosial kita maka akan semakin baik juga untuk kehidupan kita kelak, namun itu semua tergantung penggunanya sendiri pandai- pandainya dari setiap individu dalam penempatan waktu untuk memanfaatkan alat teknologi tersebut.
Melihat fenomena seperti itu maka penulis memiliki gagasan ingin mengalihfungsikan khususnya penggunaan laptop tersebut agar dapat digunakan dalam jalan yang seharusnya. Misalnya saja dari contoh di atas, usahakan setiap proses pembelajaran seperti pada saat presentasi/ diskusi dianjurkan kepada para mahasiswa untuk mematikan semua laptop kecuali laptop dari para penyaji di depan, terutama saat dosen memberi suatu penjelasan, maka diharapkan kepada semua mahasiswa untuk memperhatikan ke depan, memang jika ini diterapkandalam lingkungan pendidikan khususnya kepada para mahasiswa pasti akan muncul berbagai protes, namun agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif serta agar kelak dapat menghasilkan lulusan yang benar- benar benefit dan paham mengenai seluruh aspek kajian sewaktu masa perkuliahan maka sebaiknya sistem ini mulai diterapkan dan juga agar sebutan untuk mahasiswa yang kupu-kupu (kuliah pulang), mahasiswa yang ada peningkatan sedikit yakni kuliah internetan pulang dapat berkurang.
Kemudian sebenarnya alat teknologi khususnya laptop itu bukan hanya untuk presentasi di dalam kelas saja, namun juga sangat bermanfaat jika digunakan juga dalam kegiatan berorganisasi, serta masih banyak lagi manfaat yang diperoleh dari laptop itu sendiri, serta penulis menghimbau kepada teman-teman dan para mahasiswa di tanah air “Ayolah sadar diri, kita manfaatkan segala bentuk teknologi itu dengan bijak, serta sesuai situasi dan kondisi kita berada”. Mari budayakan sikap saling menghargai antar sesama.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FREEDOM WRITER_DA3SR12DK

The storyline of the movie takes place between 19921995, beginning with scenes from the 1992 Los Angeles Riots. Hilary Swank plays the role of Erin Gruwell, a new, excited schoolteacher who leaves the safety of her hometown, Newport Beach, to teach at Woodrow Wilson High School in Long Beach, a formerly high achieving school which has recently had an integration program put in place. Her enthusiasm is quickly challenged when she realizes that her class are all "at-risk" students, also known as "unteachables", and not the eager students she was expecting. The students segregate themselves into racial groups in the classroom, fights break out, and eventually most of the students stop turning up to class. Not only does Gruwell meet opposition from her students, but she also has a hard time with her department head, who refuses to let her teach her students with books in case they get damaged and lost, and instead tells her to focus on teaching them discipline and obedience. One night, two students, Eva (April Lee Hernández), a Hispanic girl and narrator for much of the film, and a Cambodian refugee, Sindy (Jaclyn Ngan), find themselves in the same convenience store. Another student, Grant Rice (Armand Jones) is frustrated at losing an arcade game and demands a refund from the owner. When he storms out, Eva's boyfriend attempts a drive-by shooting, wanting to kill Grant but misses, accidentally killing Sindy's boyfriend. As Eva is a witness, she must testify at court; she intends to protect her own kind in her testimony. At school, Gruwell intercepts a racist drawing of one of her students and uses it to teach them about the Holocaust. She gradually begins to earn their trust and buys them composition books to record their diaries, in which they talk about their experiences of being abused, seeing their friends die, and being evicted. Determined to reform her students, she takes two part-time jobs to pay for more books and spends more time at school, to the disappointment of her husband (Patrick Dempsey). Her students start to behave with respect and learn more. A transformation is especially visible in one of her students, Marcus (Jason Finn). She invites several Holocaust survivors to talk with her class about their experiences and takes them on a field trip to the Museum of Tolerance. Meanwhile, her unorthodox teaching methods are scorned by her colleagues and department chair Margaret Campbell (Imelda Staunton). The next year comes, and Gruwell teaches her class again for sophomore (second) year. In class, when reading The Diary of Anne Frank, they invite Miep Gies (Pat Carroll), the woman who sheltered Anne Frank from the German soldiers to talk to them. After they raise the money to bring her over, she tells them her experiences hiding Anne Frank. When Marcus tells her that she is his hero, she denies it, claiming she was merely doing the right thing. Her denial causes Eva to rethink lying during her testimony. When she testifies, she finally breaks down and tells the truth, much to some of her family members' dismay. Meanwhile, Gruwell asks her students to write their diaries in book form. She compiles the entries and names it The Freedom Writers Diary. Her husband divorces her and Margaret tells her she cannot teach her kids for their junior year. She fights this decision, eventually convincing the superintendent to allow her to teach her kids' junior and senior year. The film ends with a note that Gruwell successfully brought many of her students to graduation and college.

DA3SR12DK

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

AKSARA JAWA



AKSARA JAWA
Huruf dasar (aksara nglegena)
Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara nglegena), yang biasa diurutkan menjadi suatu “cerita pendek”:
Huruf pasangan (Aksara pasangan)
Pasangan dipakai untuk menekan vokal konsonan di depannya. Sebagai contoh, untuk menuliskan mangan sega (makan nasi) akan diperlukan pasangan untuk “se” agar “n” pada mangan tidak bersuara. Tanpa pasangan “s” tulisan akan terbaca manganasega (makanlah nasi).
Tatacara penulisan Jawa Hanacaraka tidak mengenal spasi, sehingga penggunaan pasangan dapat memperjelas kluster kata.
Berikut ini adalah daftar pasangan:
Catatan:
  1. Aksara pasangan ditulis di bawah aksara konsonan akhir suku kata sebelumnya, kecuali aksara pasangan ha, sa, dan pa yang ditulis di belakang aksara konsonan akhir suku kata di depannya.
  2. Aksara ha, ca, ra, wa, dha, ya, tha, dan nga tidak dapat diberi aksara pasangan atau tidak dapat menjadi aksara sigegan(aksara konsonan penutup suku kata). Dalam hal ini aksara sigegan ha diganti wignyan, aksara sigegan ra diganti layar, dan aksara sigegan nga diganti cecak, dan hampir tidak ada suku kata yang berakhir sigegan ca, wa, dha, ya, dan tha.
  3. Aksara nya hanya dapat menjadi akasara sigegan untuk bunyi nasal ñ, yaitu kata yang suku pertamanya berakhiran huruf ‘n’ dan kata keduanya berawalan huruf ‘c’ atau ‘j’. Misal: kancapancablanjakanji, dll.
  4. Aksara pasangan ka, na, dan la, memiliki variasi aksara pasangan kedua, yaitu ketika diberi ‘suku’ (atau aksara pasangan ka diberi cakra, keret, atau pengkal), bentuk aksara pasangan itu diubah terlebih dahulu menjadi aksara utuh seperti aksara pokok masing-masing, kemudian baru diberi suku/cakra/keret/pengkal yang dirangkaikan di bawah bagian akhir aksara pasangan itu seperti pada aksara nglegananya.
Huruf utama (aksara murda)
Pada aksara hanacaraka memiliki bentuk murda (hampir setara dengan huruf kapital) berjumlah sembilan buah yang seringkali digunakan untuk menuliskan kata-kata yang menunjukkan nama gelar, nama diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum. Aksara murda ini tidak dapat dipakai sebagai penutup suku kata (sigegan).
Aturan pemakaian aksara murda: suku pertama biasanya yang dikapitalisasi (ditulis dengan aksara murda), namun apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku pertama, maka suku kedua yang dikapitalisasi. Apabila tidak tersedia aksara murda untuk suku kedua, maka suku ketiga yang dikapitalisasi, dan seterusnya. Awal kalimat tidak perlu ditulis menggunakan huruf kapital. Contoh: Dipanegara, karena tidak ada aksara murda untuk “di”, maka suku kata kedua (“pa”)-lah yang ditulis dengan aksara murda.
Berikut ini adalah aksara murda serta aksara pasangannya:
Tidak semua aksara yang terdaftar di dalam carakan ada aksara murdanya. Karena keterbatasan jumlah aksara murda dibanding huruf kapital Latin, maka pemakaian aksara murda tidak identik dengan pemakaian huruf kapital di dalam ejaan Latin.
Huruf Vokal Mandiri (aksara swara)
Aksara suara (aksara swara) berjumlah tujuh buah. Aksara suara digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya. Aksara suara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan sehingga aksara sigegan yang terdapat di depannya harus dimatikan dengan pangkon. Walaupun demikian aksara suara dapat diberi sandhangan wignyan, layar, dan cecak.
Huruf tambahan (aksara rèkan)
Aksara rekaan (aksara rekan) berjumlah lima buah. Aksara rekaan dipakai untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata asing yang masih dipertahankan seperti aslinya. Aksara rekaan dapat menjadi aksara pasangan, dapat diberi pasangan, serta dapat diberi sandhangan seperti keduapuluh aksara dasar.
Huruf Vokal tidak Mandiri (sandhangan)
Sandangan ialah tanda diakritik yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan Jawa. Penulisan sandangan pada aksara pasangan selain aksara pasangan ha, sa, dan pa diletakkan di atas bagian akhir aksara yang mendapat pasangan dan aksara pasangannya diletakkan di bawah aksara yang mendapat pasangan itu. Penulisan sandangan pada aksara pasangan ha, sa, dan pa diletakkan di atas bagian akhir masing-masing aksara pasangan itu.
Sandangan aksara Jawa dapat dibagi menjadi dua golongan, sandangan bunyi vokal (sandhangan swara) dan sandangan konsonan penutup suku kata (sandhangan sesigeg/sandhangan panyigeging wanda).
Tanda-tanda Baca (pratandha)
Angka Bilangan (Aksara wilangan)

DA3SR12YS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS